Minggu, 30 Agustus 2015

pengertian SMK

Pengertian SMK
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud, 1995).
Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.
     Tercapai tidaknya tujuan di atas sangat tergantung pada masukan dan sejumlah variabel dalam proses pendidikan. Salah satu variabel dalam proses pendidikan yang menentukan ketercapaian  tujuan SMK adalah kerja sama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi (Depdikbud, 1995). Semakin erat hubungan antara SMK dengan dunia pendidikan tinggi, logikanya semakin baik kualitas tamatannya, yang berarti kualitas tamatan dapat ditingkatkan karena di dunia pendidikan tinggi, ilmu dan teknologi akan berkembang.

Meningkatkan Peran dan Fungsi Guru
Kebutuhan warga SMK harus diperhatikan termasuk juga kesejahteraan guru dan tenaga tata usaha. Apabila kesejahteraan guru terjamin, guru dapat memberi perhatian yang lebih kepada pengajaran.
Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk meningkatkan mutu siswa, tenaga guru pun harus yang profesional. Tujuannya, untuk meningkatkan lingkungan hidup dan kaitan dalam ilmu pendidikan. Peningkatan kualifikasi guru sampai ke jenjang pendidikan S1 hingga S3. Kualifikasi guru yang diprioritaskan untuk ditingkatkan, terutama di daerah terpencil, tertinggal dan sulit dijangkau yang belum mencapai kualifikasi pendidikan S1. Tujuannya memperkecil kesenjangan mutu guru antardaerah, memenuhi persyaratan minimal profesionalisme tenaga pendidik dalam program sertifikasi guru. Serta memperluas pemerataan pendidikan bagi guru.

kecakapan

Mengadakan dan Meningkatkan Program Kecakapan Hidup


Menurut WHO, kecakapan hidup (life skills) adalah kemampuan perilaku positif dan adaptif yang mendukung seseorang untuk secara efektif mengatasi tuntutan dan tantangan selama hidupnya. Dalam UU Pendidikan Nasional No. 20/2003 pasal 26 ayat 3 disebutkan bahwa Life Skills Education (LSE) digolongkan sebagai pendidikan non formal, yang memberikan keterampilan personal, sosial, intelektual/akademis dan vokasional untuk bekerja secara mandiri.
Depdiknas (2002), menegaskan pendidikan kecakapan hidup (life skills) dapat dipilih menjadi : 1) Kecakapan personal yang mencakup kecakapan mengenai diri sendiri, berpikir rasional, dan percaya diri. 2) Kecakapan sosial seperti kecakapan melakukan kerjasama, bertenggang rasa, dan bertanggung jawab sosial. 3) Kecakapan akademik seperti kecakapan dalam melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah. 4) Kecakapan vokasional adalah kecakapan yang berkaitan dengan suatu bidan kejuruan/keterampilan tertentu sepeti dibidan perbengkelan, jahit-menjahit, peternakan, pertanian, produksi barang tertentu.
Menurut Depdiknas (2002), penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program pendidikan kecakapan hidup (life skills), dilaksanakan dalam rangka turut memecahkan masalah pengangguran, kemisikan, lebih ditekankan dalam upaya pembelajaran yang bisa memberikan penghasilan (learning and earning).

kerjasama

  Menjalin Hubungan dan Kerja Sama
Kerjasama adalah suatu usaha atau kegiatan bersama yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama (Depdikbud, 1995). Dari definisi ini terkandung makna bahwa kedua belah pihak perlu membuat kesaepakatan tentang tujuan maupun kegiatan kerjasama. Terkandung pula makna bahwa kerjasama akan menyebabkan saling ketergantungan antara pihak pertama dan pihak kedua dan hubungannya bersifat interakfif.
Bagi SMK manfaat menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi adalah sebagai berikut: 1) Kualitas program-program SMK dapat ditingkatkan atas bantuan dan kerjasama dengan perguruan tinggi; 2) Kerjasama dapat meringankan beaya penyelenggaraan dan pengembangan SMK; 3)  Dengan kerjasama yang baik, SMK akan mampu mengikuti perkembangan mutakhir pendidikan tinggi, khususnya iptek, sehingga apa yang diajarkan di SMK tidak ketinggalan dengan perkembangan iptek saat ini; 4)  Kerjasama akan membantu ketercapaian tujuan SMK; 5) Kerjasama dapat membantu meningkatkan wawasan dan kemampuan guru tentang: apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajar yang lebih efektif dan efisien, bagaimana cara mengadakan penelitian yang berguna untuk meningkatkan kuialitas siswanya, dan sebagainya.
      Sedangkan bagi lembaga pendidikan tinggi, kerjasama dengan SMK merupakan salah satu kewajiban yaitu melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Disamping itu lembaga pendidikan tinggi dapat mengirimkan mahasiswanya untuk melaksanakan praktik kerja lapangan atau mengadakan penelitian, dan sebagai tempat untuk  melakukan penelitian  dan mengembangkan metode mengajar bagi dosen, dan  sebagainya. Dengan demikian melalui kerjasama dengan SMK diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar bagi mahasiswa melalui pengembangan praktik mengajar dan praktik lapangan di SMK.
Untuk meningkatkan kualitasnya, SMK perlu bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain dunia usaha/industri, perguruan tinggi, dan masyarakat lainnya. Kerjasama tersebut dilakukan atas dasar saling menguntungkan. Bidang-bidang kerjasama yang akan dilakukan terlebih dahulu harus diidentifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi kedua belah pihak agar bermanfaat. AYO!!

cara belajar siswa

     Meningkatkan Cara Belajar Siswa

 Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat penting mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut tercapai maka tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan belajar tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum melainkan factor cara  belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar [The Liang Gie (1984)].
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar siswa SMK cukup memprihatinkan. Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menontonTV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja. 
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. 
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan cara belajara siswa adalah karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat memiliki sifat maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata diklat lainnya. Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar karakteristik mata diklat dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan pengetahuan, 2) Mengutamakan aspek sikap, 3) Mengutamakan aspek ketrampilan.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya.

PENDIDIKAN

ALASAN MENGAPA PELAJAR DI INDONESIA LEBIH MEMILIH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Banyak sekali orang yang bertanya mengapa sih pelajar di Indonesia lebih memilih SMK di bandingkan SMA ? Nah kali ini saya membuat artikel yang menyangkut tentang pendidikan yaitu Alasan pelajar di Indonesi lebih  memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) . Dari pada penasaran  langsung saja saya jelaskan mengapa demikian ?     
   Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah yang bertujuan  mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja.
     Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
     Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
      Di era globalisasi dewasa ini, jumlah lapangan kerja industri itu sangat sedikit, sedangkan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang masih menganggur terhitung lebih banyak. Dengan adanya SMK akan dapat membuka lapangan kerja yang lebih banyak lagi.
     Dengan kata lain, belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih terarah, khusus, dan fokus kepada pilihan yang di tentukan. Di Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa masih harus mencari pilihan yang akan dikembangkan dan tentunya, setelah masuk ke Perguruan Tinggi, barulah ketemu pilihan ketrampilan yang ingin dikembangkan.   
     Selama ini, SMK identik sebagai sekolah bagi orang yang tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, melainkan sekolah untuk cepat mencari kerja. Namun bukan itu alasannya. Berikut Alasan pelajar di Indonesia lebih memilih Sekolah menengah Kejuruan (SMK) .
1. Siswa akan dibekali suatu ilmu yang diberikan secara khusus sesuai minat dan kemampuan masing-masing.

2. Siswa yang akan memiliki jiwa enterpreneurship atau kewirausahaan, di mana siswa sudah memiliki etika dan etos kerja yang tinggi.

3. Siswa juga diberi landasan jika sudah terjun di dunia kerja dengan adanya pelatihan kerja atau disebut juga Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

4. Siswa dapat dipastikan sanggup menentukan pilihan akan ketrampilan dan keahlian yang harus dikembangkan.

5. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, hingga orangtua sudah berpikir jauh ke depan akan sasaran pendidikan anaknya.

6. Sementara itu, alasan mayoritas pelajar memilih Sekolah Kejuruan dikarenakan setelah tamat bisa langsung kerja. Kalo kita melihat secara lebih di balik semua alasan di atas, banyak pertimbangan yang membuat orangtua cenderung memilih Sekolah Kejuruan bagi anak-anaknya. KLIK DISINI!